Minggu, 06 Juli 2025

SENI BERSYUKUR

 *SENI BERSYUKUR*


Alhamdulillah, anak keempat saya berhasil diterima pada sebuah MTs Negeri terdekat dengan tempat tinggal kami. Baru saja kemarin diumumkan secara online.


Saya sujud syukur, kemudian berpesan kepadanya, "Ali umumkan sama keluarga saja dulu, jangan pasang status. Sebab teman-teman Ali masih banyak yang belum dapat sekolah."


Memang benar, dari seluruh temannya satu kelas, baru tujuh orang yang diterima sekolah negeri baik SMP maupun MTs. Sisanya masih menunggu seleksi tahap akhir. Semoga anak-anak kita semua mendapatkan sekolah sesuai yang dicita-citakan.


Demikianlah yang namanya nikmat, kita harus pandai-pandai memilah mana yang perlu diketahui orang banyak dan mana yang cukup disimpan untuk diri sendiri.


Memang betul dalam Surat Ad-Dhuha ayat terakhir, Allah menganjurkan jika kita baru saja mendapatkan nikmat, agar bisa berbagi kabar bahagia tersebut kepada yang lain. Agar saudara kita yang lain ikut merasakan kebahagiaan yang sama dan ikut mendoakan.


Namun jangan lupa dalam Surat Yusuf ayat 5 ketika Nabi Yusuf mendapat nikmat berupa mimpi yang indah dari Allah, ayahnya melarang untuk bercerita kepada kakak-kakaknya.


قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ


_Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, nanti mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."_


Jadi memang tidak semua nikmat harus kita tayangkan di status medsos. Pertimbangkan lagi apakah akan menimbulkan perasaan _hasad_ (iri hati) jika orang lain mengetahuinya, seperti kisah Nabi Yusuf di atas.


Atau bisa pula nikmat tersebut masih kita simpan sendiri, sebagai bentuk empati kepada orang lain, karena kita tahu mereka juga menginginkan hal yang sama namun Allah berikan lebih dulu kepada kita.


Bahkan dalam keadaan tertentu, mempublikasikan nikmat yang seharusnya sebagai bentuk syukur, diam-diam bisa berubah menjadi bentuk pamer dan haus validasi orang lain. Hati-hati karena hati ini bisa berubah-ubah, hanya kita sendiri yang tahu.


Maka bersyukurlah dengan cara yang bijak. Kadang, diam adalah bentuk syukur yang tulus. Tetapi bisa jadi di waktu lain, berbagi kabar baik adalah ladang doa. 


Semoga kebahagiaan kita tidak menyakiti, dan kesabaran mereka yang belum mendapat giliran dibalas dengan kemudahan yang lebih baik.


_Dari hati, untuk hari ini._


Berbagi ilmu dan Informasi Pendidikan  :

📌 Channel WhatsApp *Belajar Bahasa Inggris Dan UPDATE Informasi Untuk Guru plus Tendik*

https://whatsapp.com/channel/0029VakEF5p2ER6Z4zPuP122


_✍️📝Eka Lestari_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam

Kumpulan Bank Soal Matematika

 Kumpulan Bank Soal Matematika Tingkat SMP: https://drive.google.com/file/d/1DVLGD0QPmSC5YyPEfM9qwejht4FFG6Dy/view Tingkat SMA: https://driv...