SESUATU YANG BERLEBIHAN ITU TIDAK BAGUS
*SESUATU YANG BERLEBIHAN ITU TIDAK BAGUS*
Siang itu ada yang baru di depan rumah tetangga saya, sebuah papan pengumuman terpasang di atas bak tempat sampahnya.
"Orang yang punya akal tidak akan buang sampahnya sendiri di tempat sampah orang lain!"
Saya tersenyum geli membacanya. Karena saya juga pernah merasakan hal yang sama. Setiap pagi, saat melangkah keluar rumah selalu saja berhenti, melihat tempat sampah di luar pagar.
Tempat sampah itu selalu penuh, justru bukan dengan sampah rumah tangga kami, melainkan sampah-sampah asing yang entah dari mana datangnya. Plastik makanan, botol minuman, bahkan barang bekas yang jelas bukan milik kami, numpuk begitu saja.
Orang-orang tak bertanggung jawab seenaknya membuang di sana, sehingga tempat sampah yang seharusnya rapi justru jadi berantakan dan kadang sampai luber ke jalanan. Itulah sebabnya kini tempat sampah rumah kami berada di dalam pagar.
Bayangkan, pikiran kita sebenarnya seperti tempat sampah itu. Setiap hari, kita membiarkan informasi dari mana-mana masuk. Misalnya, saat kita menghabiskan waktu berjam-jam menelusuri media sosial.
Sambil membaca komentar-komentar penuh hujatan di kolom postingan, atau menonton video pendek yang berulang-ulang tanpa makna.
Atau ketika kita terjebak dalam obrolan ghibah bersama teman, membahas rumor tentang seseorang yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan hidup kita. Bahkan, kebiasaan membaca setiap notifikasi berita sensasional, seperti skandal artis atau isu receh yang dibesar-besarkan.
Semua aktivitas ini tanpa disadari perlahan memenuhi kepala kita dengan informasi yang tak bermanfaat, mencuri fokus dan kedamaian batin.
Pikiran kita jadi penuh sesak dengan hal-hal yang sebenarnya tak perlu. Alih-alih memberi ruang untuk ide-ide segar, kita justru membiarkan sampah informasi menumpuk. Akibatnya? Kita lelah, dan sulit fokus pada apa yang benar-benar berarti.
Sama seperti kita perlu menertibkan tempat sampah agar fungsinya kembali optimal, pikiran kita juga butuh disaring. Tidak semua informasi layak mendapat tempat di kepala kita. Di zaman banjir informasi seperti sekarang, orang pintar bukan yang tahu segalanya, melainkan yang pandai memilih apa yang benar-benar penting untuk diketahui.
Oleh karena itu, pilihlah informasi yang menginspirasi, dan yang membawa kita lebih dekat pada tujuan hidup. Sisanya? Blokir saja! Bersihkan pikiran agar kita bisa membuka ruang untuk hal-hal yang benar-benar berharga.
Bukankah Rasulullah telah berpesan kepada kita seperti yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah,
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
_"Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya."_
Benar saja, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kelebihan informasi _(information overload)_ memang menurunkan produktivitas. Menurut studi dari University of California, Irvine (UCI), terlalu banyak informasi yang tidak relevan dapat mengganggu fokus, meningkatkan stres, dan menghambat kemampuan kita untuk membuat keputusan yang baik.
Otak kita memiliki kapasitas kognitif terbatas, dan ketika dijejali sampah informasi, kita jadi sulit berpikir jernih, kreatif, atau produktif.
Jadi, mari jaga pikiran kita seperti menjaga tempat sampah di rumah. Dengan menyaring informasi, kita bukan hanya melindungi kedamaian batin, tetapi juga memberi ruang bagi hal-hal yang mendatangkan kebaikan dan kemajuan.
Jangan biarkan sampah informasi dari orang lain memenuhi pikiran kita. Mulailah hari dengan kesadaran penuh bahwa apa yang kita masukkan ke dalam kepala, itulah yang akan tumbuh dalam hidup kita.
_Dari hati, untuk hari ini._
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam