CERPEN " KERINDUAN IBU DAN ANAK"

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang gadis remaja bernama Sari. Sari adalah anak yang ceria, tetapi belakangan ini, ia sering berselisih dengan ibunya, Bu Rini. Setelah kepergian ayahnya setahun yang lalu, suasana di rumah menjadi tegang. Sari merasa seolah seluruh dunia menekannya, dan ia mulai berperilaku membangkang.

Suatu malam, setelah perdebatan hebat, Sari meninggalkan rumah dengan marah. Ia pergi ke taman di dekat rumah, merasa sepi dan kesepian. Di sana, ia teringat momen-momen indah bersama ayahnya, tawa mereka saat bermain, dan nasihat bijak yang selalu diucapkan ayah. Sari merasa kehilangan yang dalam, tetapi ia tidak mau menunjukkan kelemahan di hadapan ibunya.

Hari-hari berlalu, dan Sari semakin menjauh dari ibunya. Namun, di dalam hati, ia merindukan sosok lembut Bu Rini yang selalu berusaha memahami dan melindunginya. Suatu sore, ketika pulang ke rumah, Sari melihat ibunya duduk sendirian di ruang tamu, wajahnya tampak lelah dan sedih. Momen itu menggetarkan hati Sari. Ia teringat betapa besar cinta ibunya yang tak pernah surut meski hidup mereka berubah drastis.

Sari merasa hancur. Ia mendekati ibunya dan, dengan suara bergetar, berkata, "Maafkan aku, Bu. Aku terlalu egois. Aku tidak seharusnya melawanmu."

Bu Rini mengangkat wajahnya, matanya penuh haru. “Anakku, aku mengerti. Kita sama-sama kehilangan, dan kadang kita tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.”

Dalam pelukan hangat, semua rasa sakit dan kerinduan mereka mencair. Sari merasakan kelegaan yang luar biasa, seolah beban di hatinya terangkat. Ia tahu, meski ayah tidak ada lagi, cinta di antara mereka akan selalu menguatkan. Malam itu, mereka berbicara hingga larut, saling berbagi cerita dan kenangan, membangun kembali jembatan yang sempat runtuh. 

Dari hari itu, Sari bertekad untuk lebih menghargai ibunya dan mengingat semua ajaran yang ditinggalkan ayahnya. Meskipun mereka masih berduka, Sari tahu bahwa cinta akan selalu membawa mereka bersama, meski dengan cara yang berbeda.