GURU BERBAGI ILMU

 Struktur dasar sebuah kalimat bahasa Inggris adalah: *SVO (Subjek-Verb-Objek)* - Subjek (S): Orang atau benda yang melakukan aksi. - Verb (V): Kata kerja yang menunjukkan aksi. - Objek (O): Orang atau benda yang menerima aksi. Contoh: - I (S) eat (V) an apple (O). (Saya makan apel.) - She (S) writes (V) a letter (O). (Dia menulis surat.) Struktur SVO ini adalah struktur kalimat dasar yang paling umum digunakan dalam bahasa Inggris. Namun, ada juga variasi lain seperti: - Kalimat pasif: Objek menjadi subjek kalimat. - Kalimat kompleks: Kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa. Tapi untuk memulai, struktur SVO adalah dasar yang baik untuk memahami kalimat bahasa Inggris. Jadi bukan S.P.O.K ya guys

 Idiom: “Cut to the chase” 🎯 Meaning: "Cut to the chase" is an idiomatic expression that means to get to the point or the most important part of a conversation, without wasting time on unnecessary details or small talk" 🇮🇩 Bahasa Indonesia: langsung ke pokok pembicaraan dan memberitahu saya apa poin utamanya. ✍🏻 Example: “Can you cut to the chase and tell me what the main point is?”

Apostrof "s" ('s) sangat penting dalam bahasa Inggris karena digunakan untuk menunjukkan kepemilikan atau hubungan antara dua kata benda. Berikut beberapa contoh penggunaan 's: 1. Kepemilikan: Menunjukkan bahwa sesuatu dimiliki oleh seseorang atau sesuatu. - Contoh: "John's car" (mobil John) 2. Hubungan: Menunjukkan hubungan antara dua kata benda. - Contoh: "My sister's friend" (teman adik saya) Penggunaan 's yang tepat dapat membantu memperjelas makna kalimat dan menghindari kesalahpahaman. Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa aturan khusus untuk penggunaan 's, seperti: - Jika kata benda berakhir dengan "s", maka 's dapat diganti dengan hanya apostrof (') atau 's, tergantung pada preferensi penulis. - Jika kata benda jamak tidak berakhir dengan "s", maka 's digunakan seperti biasa. Dengan memahami penggunaan 's yang tepat, Anda dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda dan berkomuni...

 *PELAJARAN DARI DZULHIJJAH (3)* Ada sebuah detail kecil, namun bermakna besar, dalam kisah pengorbanan Nabi Ismail. Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya, bahwa Nabi Ismail meminta kepada ayahnya untuk menutupi wajahnya dengan kain agar ayahnya tidak melihat wajah beliau yang mungkin berubah karena sakit. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari permintaan Nabi Ismail tersebut? Pertama, sifat mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Beliau masih memikirkan perasaan ayahnya, khawatir akan bersedih atau trauma jika melihat ekspresi wajahnya. Sungguh luar biasa, dalam situasi paling berat sekalipun, Nabi Ismail masih mementingkan ayahnya. Kedua, beliau ingin menjaga kehormatan dirinya. Jangan sampai orang lain melihat reaksi dari wajahnya saat menerima ujian tersebut. Khawatir ada raut wajah yang kurang baik dipandang mata, maka lebih baik wajahnya ditutup. Duhai, detail kecil ini seolah melengkapi hikmah-hikmah lainnya yang sering kita dengar dalam kis...

 *PELAJARAN DARI DZULHIJJAH (2)* Hidup sering kali membawa kita pada pertanyaan, "Apa yang akan terjadi nanti?" Ketidakpastian ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, membuat kita gelisah dan tidak tahu harus bagaimana. Kisah Nabi Ibrahim hadir sebagai inspirasi abadi tentang cara menghadapi ketidakpastian dengan iman dan keteguhan. Bayangkan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Siti Hajar dan putranya di lembah Mekkah yang tandus, tanpa air dan penghuni. Penuh dengan ketidakpastian. Siti Hajar awalnya bingung, namun ketika tahu ini adalah kehendak Allah, ia berkata dengan penuh keyakinan, "Allah tidak akan menyia-nyiakan kami."  Siti Hajar tidak hanya pasrah, dengan penuh tanggung jawab ia berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah tujuh kali, mencari air untuk putranya. Usahanya yang gigih berbuah hasil dengan munculnya air zamzam. Bukti bahwa keyakinan dan usaha bisa mengatasi situasi yang tampak mustahil. Nabi Ibrahim juga tidak berlepas t...