Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 14, 2025

Belajar

Gambar
Percakapan dengan anak² ketika mendampingi belajar : 👩‍🦱: Buk, kenapa si kita harus belajar di rumah, di sekolah, di TPQ ?  🧕: Karena belajar itu wajib nak, apalagi usia anak otak masih bisa menerima banyak ilmu misalnya : bahasa arab, matematika, ipa, ips, bahasa inggris dll 👩‍🦱: Kenapa kita belajar banyak, tidak seperti orang dewasa buk ? 🧕: Karena tingkat pemahaman ilmu orang dewasa sudah berkurang. Mudah lupa, banyak hal² yg lebih banyak untuk di pikirkan untuk keluarga dll. Jadi orang dewasa tidak bisa menerima banyak ilmu.  👩‍🦱: ohh gitu ya bu, sy tau ibu cuma bisa mengajar bahasa inggris saja dan masak buat keluarga biar ga pada kelaparan anak²nya. Ayah kerja biar bisa jalan². Makasih ya bu😊 Di rumah, kami gak ngejar semua mata pelajaran sekaligus. Yang kami prioritaskan: ✅ Matematika (karena ini bekal logika berpikir) ✅ Bahasa Inggris (karena ini tiket ke dunia global) ✅ Agama, Adab & karakter (karena ini fondasi hidup) Selebihnya? Kami belajar sambil jala...

SESUATU YANG BERLEBIHAN ITU TIDAK BAGUS

Gambar
 *SESUATU YANG BERLEBIHAN ITU TIDAK BAGUS* Siang itu ada yang baru di depan rumah tetangga saya, sebuah papan pengumuman terpasang di atas bak tempat sampahnya. "Orang yang punya akal tidak akan buang sampahnya sendiri di tempat sampah orang lain!" Saya tersenyum geli membacanya. Karena saya juga pernah merasakan hal yang sama. Setiap pagi, saat melangkah keluar rumah selalu saja berhenti, melihat tempat sampah di luar pagar. Tempat sampah itu selalu penuh, justru bukan dengan sampah rumah tangga kami, melainkan sampah-sampah asing yang entah dari mana datangnya. Plastik makanan, botol minuman, bahkan barang bekas yang jelas bukan milik kami, numpuk begitu saja. Orang-orang tak bertanggung jawab seenaknya membuang di sana, sehingga tempat sampah yang seharusnya rapi justru jadi berantakan dan kadang sampai luber ke jalanan. Itulah sebabnya kini tempat sampah rumah kami berada di dalam pagar. Bayangkan, pikiran kita sebenarnya seperti tempat sampah itu. Setiap hari, kita membi...

RAHASIA NASI KEBULI

Gambar
 *RAHASIA NASI KEBULI* Teman saya, generasi ketiga dari keluarga pengusaha nasi kebuli, pernah berbagi rahasia resep turun-temurun dari neneknya. Katanya, nasi kebuli terbaik hanya tercipta jika dimasak dengan kayu bakar, melalui proses yang terukur dan penuh kesabaran. Selama satu jam pertama, beras, minyak samin, dan rempah-rempah dimasak dalam belanga besar di atas tungku kayu bakar yang menyala. Sesekali, adonan diaduk perlahan agar bumbu meresap. Setelah itu, api dimatikan, kayu bakar berubah menjadi bara panas. Selama satu jam berikutnya, nasi dibiarkan matang perlahan oleh panas sisa tersebut. Proses yang dikenal sebagai _carryover cooking._ Dengan teknik inilah nasi menjadi tanak, harum pekat, dengan aroma asap yang melekat sempurna. Proses _carryover cooking_ ini mengingatkan saya pada cara kita mengonsumsi informasi di media sosial. Untuk menjaga kejernihan pikiran, kita perlu diet medsos. Sebuah jeda yang memungkinkan otak memproses informasi dengan tenang, seperti nasi ...

MEMBACA WAKTU, MENJEMPUT KESEMPATAN

Gambar
 *MEMBACA WAKTU, MENJEMPUT KESEMPATAN* Kemarin dalam perjalanan pulang dari daerah Rawamangun, pandangan saya menangkap tiga orang penjual bendera yang mendorong gerobaknya di tepi jalan. Gerobak kayu itu penuh dengan tiang-tiang bambu dan gulungan kain merah putih yang terlipat rapi. Bendera-bendera kecil bergoyang ditiup angin, sementara yang besar terikat di sisi gerobak, warnanya mencolok di bawah terik matahari. Langkah mereka tidak tergesa, menunjukkan gerobak itu cukup berat. Keringat membasahi punggung kaos mereka. Sesekali mengusap dahinya, atau membetulkan posisi tiang-tiang agar tidak jatuh. Sungguh sebuah pemandangan khas yang menunjukkan kita sudah masuk bulan Agustus. Kita sudah bisa menerka, mereka bukanlah pedagang tetap. Bulan lalu, bisa jadi mereka menjual barang lain, atau bekerja serabutan. Tapi begitu Agustus tiba, alarm tubuh seperti mengingatkan datangnya musim bendera dan sekaranglah waktu untuk bergerak. Mereka tidak sekadar berjualan, tetapi memanfaatkan m...

THE POWER OF PREPARATION

Gambar
 *THE POWER OF PREPARATION* Masih ada satu detail lagi dari para pedagang bendera itu yang menarik untuk disampaikan. Bahwa tiang-tiang bendera yang mereka jual terlihat rapi dan mengilap. Catnya masih baru, memantulkan cahaya merah putih yang gagah. Ini menunjukkan bahwa mereka mempersiapkan sebelum Agustus datang. Pengecatan dilakukan jauh-jauh hari sehingga ketika musimnya tiba, mereka hanya tinggal mendorong gerobak dan berjualan. Lagipula Agustus bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Setiap tahun ia kembali pada periode yang sama. Maka mereka sudah siaga melakukan segala persiapan menjelang momen tersebut. Hal yang sama juga terjadi dalam siklus rutinitas kita sehari-hari. Bahwa momentum terbaik untuk ibadah-ibadah harian datang secara tetap dan dapat diprediksi. Ia bukan sesuatu yang muncul mendadak seperti hujan yang turun tanpa tanda. Tahajud selalu berada di sepertiga malam terakhir, setiap hari tanpa berubah. Waktu Dhuha selalu hadir setelah matahari terbit. Karena wakt...

PISANG ROBOH

Gambar
 *PISANG ROBOH* Di kebun pisang, ada sebuah fenomena alam yang penuh hikmah. Pohon pisang yang subur, dengan daun hijau lebat, tiba-tiba roboh ke tanah. Batangnya patah, bukan karena angin, melainkan karena buahnya sendiri terlalu banyak. Ia begitu rakus menghasilkan tandan pisang yang besar dan berat, hingga akhirnya tak sanggup lagi menopang beban yang ia ciptakan. Ia serakah untuk terus berproduksi tanpa kendali, tanpa memberi kesempatan bagi dirinya untuk bernapas, akhirnya ambruk. Fenomena ini disebut sebagai _lodging_ atau petani lokal menyebutnya pisang roboh. Petani pisang biasanya melakukan penjarangan, yaitu memotong sebagian bunga atau buah kecil, untuk mencegah _lodging._   Begitulah keserakahan bekerja. Ia membuat kita kehilangan kemampuan untuk merasa puas, menjebak kita dalam lingkaran keinginan yang tak berkesudahan. Hati-hati karena keserakahan sering muncul dalam keseharian, kadang tanpa kita sadari. Misalnya menggunakan fasilitas bersama secara berlebih...

Have you ever...? vs Did you ever...?

 🏞️ *Have you ever...?* vs *Did you ever...?* Dua-duanya bisa dipake buat nanya soal pengalaman, tapi beda rasa dan situasinya. Yuk bahas satu-satu! 📌 *Have you ever...?* = nanya pengalaman secara umum, *kapan pun* sampai sekarang Dipake di *Present Perfect* *Rumus:* *Have/has + subject + ever + verb 3...?* 📝 Contoh: 👉 *Have you ever been to Bali?* → Pernah ke Bali ga? 👉 *Has she ever tried durian?* → Dia pernah nyobain durian ga? Biasanya jawabannya: *Yes, I have* / *No, I haven’t* 📌 *Did you ever...?* = nanya pengalaman di *masa lalu*, kadang dengan konteks waktu tertentu Dipake di *Simple Past* *Rumus:* *Did + subject + ever + verb 1...?* 📝 Contoh: 👉 *Did you ever go to that cafe we talked about?* → Kamu jadi pernah ke kafe yang kita omongin itu? 👉 *Did he ever call you back?* → Dia pernah nelpon balik ga? 📌 Bedanya: * *Have you ever...?* → nanya secara umum, ga nyebut waktu * *Did you ever...?* → nanya kejadian dulu, bisa nyambung ke cerita waktu tertentu 🚫 Contoh sa...

Have gone to vs Have been to

 🚶‍♂️ *Have gone to* vs *Have been to* Dua-duanya mirip karena sama-sama di *Present Perfect*, tapi maknanya beda dan penting buat dipahami biar nggak salah konteks. 📌 *Have gone to* = orangnya *pergi ke suatu tempat* dan *masih di sana* (belum kembali) *Rumus:* *Have/has + gone to + tempat* 📝 Contoh: 👉 *She has gone to the supermarket.* → Dia pergi ke supermarket (dan sekarang masih di sana) 👉 *They have gone to Paris for a week.* → Mereka pergi ke Paris selama seminggu (belum balik) 📌 *Have been to* = orangnya *pernah pergi ke suatu tempat* (sudah kembali) *Rumus:* *Have/has + been to + tempat* 📝 Contoh: 👉 *I have been to Japan twice.* → Aku sudah pernah ke Jepang dua kali (dan sekarang sudah kembali) 👉 *He has been to that restaurant before.* → Dia sudah pernah ke restoran itu sebelumnya 📌 Bedanya: * *Have gone to* → masih di tempat itu sekarang * *Have been to* → pernah ke sana, tapi sekarang sudah balik 🚫 Contoh salah: 🚫 *I have gone to Bali three times.* ❌ ✅ *I ha...

few vs A little

 🔸 Basic Grammar: *A few vs A little* Keduanya artinya “sedikit”, tapi dipakai untuk jenis kata benda yang berbeda. 📌 *A few* = sedikit tapi bisa dihitung (*countable nouns*) 👉 *I have a few friends.* → Aku punya beberapa teman 👉 *She bought a few apples.* → Dia beli beberapa apel 📌 *A little* = sedikit tapi ngga bisa dihitung (*uncountable nouns*) 👉 *We need a little sugar.* → Kita butuh sedikit gula 👉 *He has a little money.* → Dia punya sedikit uang 📌 Singkatnya: * *A few* → books, pens, eggs * *A little* → water, rice, oil 🚫 Contoh salah: 🚫 *I have a little apples.* ❌ ✅ *I have a few apples.* ✅ 🚫 *She needs a few sugar.* ❌ ✅ *She needs a little sugar.* ✅ ✨ Ini sering banget dipakai pas ngobrol santai tentang jumlah!