Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 28, 2025

KENALI UNTA KITA MASING-MASIN

 *KENALI UNTA KITA MASING-MASING* Maimun bin Qais Al-A'sya adalah seorang penyair legendaris dari Yamamah (sekarang Riyadh). Kepiawaiannya dalam bersyair, sampai membuat karangannya digantung di Ka'bah pada masa itu, yang merupakan penghargaan tertinggi bagi sebuah karya sastra. Namun saat mendengar keindahan Al-Quran, seketika Al-A'sya merasa luluh. Kehebatannya tak berarti apa-apa dibanding ayat-ayat suci tersebut. Ia pun mengungkapkan niatnya ingin masuk Islam kepada para pembesar musyrik di Mekkah. Kekhawatiran muncul di kalangan mereka. Takut jika orang-orang Arab lainnya akan terpengaruh jika melihat Al-A’sya yang demikian cerdas saja mengakui keagungan Al-Quran. Para pembesar kemudian membujuk Al-A’sya agar menunda keislamannya selama satu tahun dengan imbalan 100 ekor unta. Ternyata sang penyair menerima tawaran tersebut. Ia pikir apa salahnya menunda sebentar, _toh_ tahun depan ia tetap bisa masuk Islam. Ia pun kembali ke kampung halamannya dengan membawa unta-unta...

JANGAN MENUNDA, KARENA PENUNDAAN MENULAR

 *JANGAN MENUNDA, KARENA PENUNDAAN MENULAR* Mungkin kita mempertanyakan mengapa dalam Surat Al-Maidah ayat 32 Allah memberi ketetapan pada Bani Israil bahwa siapa yang membunuh satu manusia, sama seperti membunuh semua manusia? Salah satu jawabannya dapat kita temukan dalam Tafsir Ath-Thabari sebagai berikut,  إِنَّمَا ذَلِكَ أَنَّهُ يَسْتَحِلُّ قَتْلَ النَّاسِ جَمِيعًا _(Hal itu karena seolah-olah dia sudah menghalalkan pembunuhan seluruh manusia)_ Maksudnya, si pelaku pembunuhan itu membuka pintu bagi orang lain untuk menirunya. Jika perbuatan tersebut sudah menjadi contoh bagi orang lain, maka bisa dibilang gara-gara satu tindakan buruk menyebabkan semua manusia bertindak buruk yang sama. Apalagi jika keadilan tidak ditegakkan, maka orang lain akan berpikir, "Rupanya tidak apa-apa kalau saya melakukan perbuatan tersebut." Sama seperti budaya korupsi, jika pelakunya dihukum ringan, sudah pasti akan menular kepada orang lain untuk mengikutinya. Sesuai dengan _social learning...

KUNCI UNTUK MENGENDALIKAN SUASANA

 *KUNCI UNTUK MENGENDALIKAN SUASANA* Suatu malam saya menghadiri undangan pengajian dalam rangka _walimatun nikah._ Kebetulan saya belum tahu lokasinya di mana, sehingga kami semua berangkat dengan kendaraan bermotor diarahkan oleh pemandu jalan. Ternyata, acara diselenggarakan tepat di pinggir rel kereta api! Sebelum pengajian dimulai, saya sudah menduga bagaimana terganggunya para jamaah nanti dengan suara kereta yang datang setiap 5-10 menit sekali itu. Tetapi anehnya begitu acara berjalan, jamaah yang didominasi oleh penduduk setempat tidak terlihat terusik sedikit pun. Mereka tetap tenang, menyimak, dan khusyuk. Seolah-olah kereta itu tidak pernah lewat. Padahal bagi saya yang baru pertama kali datang ke wilayah tersebut, suara kereta yang lewat dengan deru kerasnya terasa begitu mengganggu, nyaris memecah konsentrasi.  Baru saya mengerti, inilah letak kekuatan fokus. Mana yang layak mendapat perhatian kita. Bagaimana kemampuan memilih apa yang layak diserap dan apa yang ...

MASALAH BUKAN KEBETULAN, TAPI SUDAH DALAM PERHITUNGAN

 *MASALAH BUKAN KEBETULAN, TAPI SUDAH DALAM PERHITUNGAN* Antrian panjang terjadi di jalan tol saat perjalanan dari Bandung menuju Jakarta. Ada perbaikan jalan rupanya. Saat sedang merayap itu, sebuah hal menarik perhatian. Yaitu truk besar yang persis bersebelahan dengan mobil saya. Truk ini adalah truk pengangkut mobil dua tingkat. Namun ketika itu sedang tidak mengangkut mobil. Untuk pertama kalinya saya melihat _car carrier_ sedekat itu. Apalagi jenis _double deck_ yang cukup untuk mengangkut tiga mobil sedan di masing-masing tingkatnya. Panjangnya luar biasa, dirancang khusus untuk mengangkut mobil-mobil baru dari pabrik. Rangkanya terbuat dari besi-besi tebal yang saling menyilang. Aura kekuatannya terpancar jelas. Palang-palang besinya terlihat begitu kokoh, mampu menahan beban berton-ton. Sambungan-sambungannya dilas dengan rapi dan kuat, menunjukkan betapa presisi pembuatannya. Dari dekat, ban-ban truk itu tampak besar dan gagah, siap menaklukkan berbagai macam medan. Garda...

SATU KALIMAT BERKESAN, SATU HIDUP BERUBAH

 *SATU KALIMAT BERKESAN, SATU HIDUP BERUBAH* Sekelompok perampok menghadang rombongan musafir dan merampas seluruh perbekalan mereka. Rupanya ada seorang penuntut ilmu di tengah rombongan. Ia kemudian memohon pada perampok agar mengembalikan tas miliknya. "Tolong kembalikan tas saya, karena isinya adalah buku-buku pelajaran yang mana ilmu saya tercatat di sana semua." Kawanan perampok itu lalu tertawa, "Kamu ini mengaku penuntut ilmu, tapi ilmunya masih di buku? Kalau buku ini hilang berarti hilang pula ilmu kamu itu?" Rupanya perkataan itu membekas di dalam hatinya dan mengubah jalan hidupnya. Sejak saat itu ia sungguh-sungguh menghafal setiap ilmu, hingga akhirnya menjadi ulama besar. Ia adalah Al-Imam Al-Ghazali. Kisah ini disebutkan dalam kitab _Tabaqat Syafi'iyah Kubra._ Menerangkan kepada kita bagaimana dampak satu kalimat tepat yang datang di waktu yang tepat pula. Kisah serupa datang dari penulis perempuan terkaya di Inggris, JK Rowling. Sebelum terkenal...

SURGA

 *SURGA* Bayangkan ada seorang anak yang sejak lahir indra pendengarannya tak berfungsi. Ia hadir ke dunia ini dalam keheningan total. Tak ada tangisan dirinya sendiri yang ia dengar, tak ada suara ibu yang menenangkan, tak ada denting waktu yang berdetak dalam hidupnya. Bagi anak ini, dunia adalah gambar, gerakan, dan ekspresi. Ia tumbuh tanpa tahu bahwa ada sesuatu yang disebut "suara." Ketika orang membuka mulutnya, ia kira itu semacam ritual, bukan alat komunikasi. Sementara banyak orang menggantungkan makna pada perkataan, ia membaca dunia lewat sorot mata, senyum kecil, anggukan, dan bahasa tubuh. Dunianya berbeda dengan kita. Dunia yang sunyi. Namun ia menyangka semua orang juga seperti itu. Ketika melihat orang memukul drum, ia menyangka kesenangannya karena ada gerakan tangan yang energik sambil memegang stik. Ia tak mengerti sama sekali di dunia ini ada yang namanya musik. Ketika orang lain tertawa terbahak, baginya itu hanya guncangan bahu, mata yang menyipit, dan ...

LAUT TETAP MEMBERI, MESKI TIDAK SELALU IKAN

 *LAUT TETAP MEMBERI, MESKI TIDAK SELALU IKAN* Seorang nelayan di wilayah Bangka Belitung, sehari-hari menangkap ikan seorang diri dengan perahu kesayangannya. Ia menikmati ketenangan tersebut, dan ikan yang ditangkapnya dijual ke pasar, menjadi sumber penghidupannya hari itu. Namun, seiring waktu, hasil tangkapannya berkurang. Dengan bijak, sang nelayan beralih profesi menjadi pengantar wisata. Dengan kapal barunya yang lebih besar, ia mengantarkan wisatawan ke Pulau Lengkuas, salah satu destinasi alam yang memukau di Bangka Belitung. Para wisatawan membayar ongkos untuk jasanya, yang menjadi sumber keberkahannya hari itu. Rezekinya tidak hilang, hanya berubah bentuk. Kisah ini nyata. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada tahun 2021, sebanyak 1200 nelayan di Indonesia, termasuk di Bangka Belitung, beralih ke sektor pariwisata bahari untuk menyiasati berkurangnya hasil tangkapan. Seperti nelayan yang menemukan rezeki baru di lautan, banyak ibu juga mengalami per...

MANUSIA ADALAH MAHKLUK BEBAS

 *MANUSIA ADALAH MAHKLUK BEBAS* Manusia bukan sekadar makhluk sosial _(social being),_ ia juga mahkluk bebas _(free being)_ yang artinya diberi kebebasan untuk memilih, menentukan, dan mengambil arah hidupnya sendiri. Setiap hari, dari hal sepele seperti memilih makanan, hingga keputusan besar seperti menentukan masa depan, manusia dihadapkan pada serangkaian pilihan. Setiap hari, ratusan pilihan yang harus kita putuskan secara cepat. Misalnya saat ini kita sedang membaca tulisan yang baik dan bermanfaat, sebenarnya itu didahului oleh pilihan. Karena dalam ponsel kita ada berbagai aplikasi, lalu kitalah sendiri yang memilih mau membuka aplikasi yang mana? Tentu tidak semua pilihan kecil, dalam hidup ini sesekali juga kita berhadapan dengan pilihan besar. Seperti memutuskan untuk menerima atau menolak lamaran seseorang, atau menentukan jurusan kuliah setelah lulus SMA.  Inilah hak istimewa sekaligus ujian yang membedakan manusia dari makhluk lain, bahwa kita tidak hanya menjala...

KISAH TENTANG PELABUHAN DAN KAPALNYA

 *KISAH TENTANG PELABUHAN DAN KAPALNYA* Sebuah pelabuhan berdiri seperti biasa di pagi itu, dengan dermaga yang kokoh dan air yang tenang. Lentera-lentera kuningnya masih berkedip pelan. Bau garam dan tali-tali basah menggantung di udara.  Sebuah kapal, yang selama bertahun-tahun bersandar di sana, perlahan melepaskan tambatannya. Suara mesinnya menderum, asap putih mengepul dari cerobongnya membubung ke langit. Pelabuhan itu merasakan getaran terakhir di dermaganya saat kapal tersebut pergi. Sebuah getaran yang terasa seperti jantung yang berdetak lebih pelan. Ia sedih karena merasa ditinggalkan.  Namun ia sekaligus bangga karena kapal itu pergi dengan gagah, layarnya terkembang penuh, siap menaklukkan ombak yang lebih besar dari yang pernah ia hadapi di pelabuhan ini. Bangga karena pelabuhan tahu, kepergian ini adalah bukti bahwa ia telah melakukan tugasnya dengan baik.   Perasaan yang sama mungkin sedang dialami para orang tua, yang anaknya kini beranjak rema...