Cerpen " NASI BUNGKUS UNTUK AYAH"
**Nasi Bungkus untuk Ayah**
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, meninggalkan semburat jingga di langit. Angin sore berembus lembut, menerpa wajah Rian yang tengah duduk di teras rumah kecilnya. Sore ini, ia duduk termenung, menunggu kepulangan ayahnya dari bekerja.
Ayah Rian seorang kuli bangunan. Setiap hari, sejak pagi buta hingga senja, ia bekerja mengangkat semen, mencampur pasir, dan membangun rumah orang lain. Tubuhnya yang dulu tegap kini semakin ringkih, tetapi ia tetap bekerja tanpa mengeluh.
Rian melihat ayahnya datang dengan langkah gontai, membawa tas kecil berisi peralatan kerjanya. Wajahnya penuh keringat, bajunya basah oleh peluh, tetapi ia tetap tersenyum saat melihat anak semata wayangnya.
“Sudah pulang, Yah?” sapa Rian sambil menghampiri.
Ayahnya mengangguk dan duduk di bangku kayu di depan rumah. “Iya, Nak. Bagaimana sekolahmu hari ini?” tanyanya lembut.
“Baik, Yah,” jawab Rian sambil tersenyum. Ia lalu mengambil sebuah bungkusan dari balik punggungnya. “Ini, Yah. Aku beli nasi bungkus buat Ayah.”
Mata ayahnya sedikit membesar. “Dari mana kamu dapat uang untuk membeli ini?” tanyanya heran.
“Aku menyisihkan uang jajanku, Yah. Aku ingin Ayah makan enak hari ini,” jawab Rian tulus.
Ayahnya menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Tangannya gemetar saat menerima nasi bungkus itu. Ia membuka perlahan, melihat lauk sederhana—ayam goreng, tempe, dan sambal. Sederhana, tetapi begitu berarti baginya.
“Nak, terima kasih… Ayah tidak pernah menyangka kamu akan melakukan ini untuk Ayah,” ucapnya dengan suara bergetar.
Rian tersenyum. “Aku ingin Ayah tetap sehat. Aku ingin bisa membalas semua kebaikan Ayah, meskipun hanya dengan hal kecil seperti ini.”
Ayahnya menepuk bahu Rian dengan bangga. Sore itu, mereka makan bersama di teras rumah, menikmati nasi bungkus yang terasa lebih lezat karena dibalut dengan kasih sayang.
Dalam hati, Rian berjanji, suatu hari nanti, ia akan bekerja keras agar ayahnya tak perlu lagi bersusah payah mencari nafkah. Ia ingin melihat ayahnya beristirahat dengan tenang, menikmati masa tua dengan bahagia.
**TAMAT**
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam