*KETIKA ENGKAU LELAH BERFIKIR*
*Edisi : Jum'at, 18 April 2025*
Ketika engkau lelah berpikir, duduklah sejenak di antara senyapnya pagi atau remangnya senja. Biarkan angin mengusap peluh di keningmu, dan biarkan hatimu menyadari: engkau bukan sekadar pengajar, engkau adalah penyala pelita dalam lorong panjang peradaban.
Di antara lembar demi lembar rencana pembelajaran yang kau susun, dan tumpukan tugas yang menanti koreksi, kadang kau bertanya: Masih adakah yang sungguh-sungguh mendengarkan? Masih adakah hati yang ingin dibentuk, jiwa yang ingin dibimbing? Dunia terus berlari, dan anak-anak zaman ini seperti tak sempat menoleh pada nilai-nilai yang dulu begitu dijaga.
Namun jangan menyerah, wahai guru. Ilmu yang tak tertangkap hari ini, bisa tumbuh diam-diam di hati yang kau sentuh dengan ketulusan. Karakter yang tak langsung terbentuk, bisa mekar perlahan karena benihnya telah engkau tanam dalam sabar.
Mungkin mereka lupa kata-katamu, tetapi tidak dengan caramu memandang mereka. Mungkin mereka tak mengingat semua materi yang kau ajarkan, tetapi mereka takkan lupa bagaimana engkau membuat mereka merasa berarti.
Ketika engkau lelah berpikir, ingatlah: setiap upaya yang kau curahkan, adalah doa yang terbang tanpa suara. Engkau sedang menulis masa depan, bukan dengan tinta, tetapi dengan kasih dan pengabdian.
Dan kelak, ketika salah satu dari mereka menemukan arah hidupnya, engkau akan tahu—di sana ada jejak langkahmu. Tanpa perlu sorak atau pujian, engkau telah menjadi bagian dari perubahan yang abadi.
Jadi, istirahatlah sejenak, tapi jangan berhenti. Karena dunia masih membutuhkan sosok sepertimu—yang meski lelah, tak pernah lepas dari harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam