*KEBAIKAN TAK PERNAH TIDUR*
*KEBAIKAN TAK PERNAH TIDUR*
Pada malam itu, saya dan keluarga melakukan perjalanan dan menepi sejenak untuk beristirahat. Namun, saat hendak melanjutkan perjalanan, mesin tiba-tiba tak mau menyala. Saya menduga aki mobil kehilangan daya untuk menghidupkan mesin.
Dengan sedikit harap, saya mendekati dan meminta tolong pada seorang pedagang martabak yang tengah berbincang dengan dua pria lain di dekat gerobaknya. Tanpa ragu, ketiga pria itu segera bangkit dan dengan sigap mendorong mobil saya, meski malam telah larut dan udara terasa dingin.
Melihat apa mereka lakukan, pemilik warung ayam goreng ikut bergabung. Tak lama, seorang sopir angkot dan petugas parkir yang kebetulan berada di sekitar lokasi juga turut membantu. Kini, enam pria mendorong mobil saya berkali-kali dengan penuh semangat.
Aba-aba kecil terdengar setiap kali mereka berusaha, namun mesin hanya menyala sesaat lalu mati. Aki mobil ternyata sudah benar-benar lemah, tak mampu menyalakan mesin meski telah dibantu gaya dorong yang kuat.
Setelah beberapa kali mencoba tanpa hasil, usaha mendorong akhirnya dihentikan. Saya mulai pasrah, merasa tak berdaya karena minimnya pengetahuan tentang kelistrikan mobil. Di tengah kebuntuan, sopir angkot yang ikut membantu tadi mengusulkan ide, “Kalau ada mobil lain, mungkin kita bisa pinjam akinya untuk memancing mesin.”
Tak sampai sepuluh menit berselang, sebuah mobil polisi melintas di jalan yang sepi itu. Mereka berhenti, mungkin penasaran dengan kerumunan di pinggir jalan. Empat polisi berseragam turun dari kendaraan mereka, mendekati kami dengan wajah penuh perhatian.
Setelah mendengar penjelasan, mereka setuju dengan usulan sopir angkot. Dengan cekatan, mereka melepas aki dari mobil polisi dan memindahkannya ke mobil saya. Detik-detik menegangkan pun berlalu. Alhamdulillah, mesin mobil saya akhirnya hidup kembali, mengeluarkan suara yang membawa kelegaan bagi semua yang hadir. Aki kemudian dikembalikan ke tempatnya semula.
Para polisi melanjutkan tugas mereka dengan senyum ramah, sementara warga yang membantu juga berpamitan.
Pukul sebelas malam, sepuluh pria dari berbagai profesi, tanpa mengharapkan imbalan apa pun, telah bersatu membantu dengan sepenuh hati. Dalam hati, saya bersyukur kepada Allah yang masih mempertemukan saya dengan orang-orang baik, yang dengan ikhlas mengulurkan tangan di tengah malam yang sunyi.
Mereka tak meminta pujian. Mereka hanya bergerak, membantu, dan saling menguatkan, seolah mengingatkan bahwa kebaikan adalah bahasa universal yang mampu membahagiakan siapa saja.
Mari kita catat malam itu sebagai inspirasi berharga. Di mana pun kita berada, apa pun profesi kita, kebaikan adalah kekuatan yang bisa mengubah suasana, menyatukan hati, dan menghidupkan harapan.
_Dari hati, untuk hari ini._
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam