*MARI BELAJAR TAJWID*
Ada sebuah huruf hamzah yang bisa muncul dalam bacaan namun bisa pula hilang, disebut sebagai _hamzatul washal._ Huruf hamzah ini akan muncul atau dibaca jika ia berada di awal ayat.
Namun jika kita menyambung bacaan dengan ayat sebelumnya, maka huruf hamzah ini akan hilang atau tidak dibaca. Contohnya Surat Al-Fatihah ayat kedua,
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Kita membacanya sebagai _Alhamdulillahi rabbil alamin._ Namun apabila sejak ayat pertama bacaannya disambung, maka kita membacanya sebagai _Bismillahir rahmanir rahimilhamdulillahi rabbil alamin._
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Perhatikan bahwa pengucapan A pada kata _Alhamdulillah_ menjadi hilang. Tujuannya, agar bacaan berjalan dengan lancar karena situasinya sedang menyambung ayat dengan ayat berikutnya.
Tak sebatas menjadi panduan saat kita tilawah, _hamzatul washal_ juga menjadi panduan untuk keseharian.
Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada situasi yang menuntut kita untuk memilih; mempertahankan ego atau mengalah demi kebaikan yang lebih besar. Mengalah bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti keberanian dan kedewasaan.
_Hamzatul washal_ rela "hilang" saat kata sebelumnya mengalir dengan vokal. Ia tidak memaksakan keberadaannya, tetapi justru mempermudah lafaz dan memperindah bacaan.
Begitulah seharusnya kita dalam kehidupan. Tidak selamanya kita harus memaksakan ego pribadi. Terkadang, mengalah dibutuhkan untuk membuka jalan bagi kedamaian dan memperindah kebersamaan.
Misalnya suatu hari pasangan kita sedang stres karena banyak pekerjaan dan tanpa sengaja bersikap kasar. Ego dalam diri ini tentu ingin membalas atau menuntut permintaan maaf.
Padahal, mengapa tidak kita coba untuk menghilang sementara. Tidak langsung bereaksi, tetapi justru memberi ruang bagi pasangan untuk tenang. Belajarlah mengorbankan nafsu pribadi.
Daripada menyalahkan, atau membalas dengan perbuatan kasar yang sama, bukankah lebih baik kita diam. Konflik tidak melebar, pasangan merasa dipahami, dan hubungan tetap harmonis.
Seperti _hamzatul washal_ yang mengorbankan bunyinya demi kelancaran bacaan Al-Qur’an, mengalah membuat hidup kita lebih bermakna. Kita belajar untuk memaafkan dan mencari solusi yang membawa kelancaran bersama.
_Dari hati, untuk hari ini._
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam