*SOP BUNTUT*
Kemarin saya diundang tetangga, syukuran kelahiran cucu pertamanya. Setelah rangkaian acara selesai dan ditutup dengan doa, mereka menyajikan makan malam. Dari semua hidangan, perhatian saya tertuju pada semangkuk sop buntut.
Sekilas tampak kuahnya bening, sedikit mengepul, dengan aroma rempah yang perlahan-lahan naik dan menggoda. Saat saya sendok pertama kali, terasa hangat dan semua rasa berpadu sempurna. Dagingnya begitu lembut hingga nyaris lepas sendiri dari tulangnya. Gurihnya pas, tidak berlebihan, tapi membekas di lidah.
Sambil menikmati hidangan tersebut, tuan rumah bercerita bahwa menantunya seorang juru masak di restoran mewah sekitar Pekalongan Timur. Tokoh-tokoh penting sering makan di sana.
Menu andalannya adalah sop buntut, dan malam itu menantunya yang memasak hidangan yang kami santap. Seketika saya mengerti kenapa rasa sop itu begitu istimewa.
Seingat saya, terakhir kalinya menikmati sop buntut mewah itu ketika buka bersama di hotel ternama juga di Pekalongan, dengan jajaran pebisnis fashion baju muslim.
Jika boleh diberi penilaian, sop di hadapan saya malam itu sama lezatnya dengan sop mewah yang dulu saya nikmati. Sungguh saya tak menduga, ada harta karun berharga di rumah sederhana seperti itu.
Tapi bukankah mutiara pun sering ditemukan dalam cangkang yang tak menarik?
Begitu pula hidup. Hikmah dan pelajaran berharga sering kali datang dari tempat atau orang yang tidak disangka. Bukan dari panggung megah. Bukan dari tokoh besar. Tapi dari percakapan sederhana, dari orang biasa, dari pengalaman yang kelihatannya bukan apa-apa.
Jangan remehkan setiap momen. Bisa jadi, seseorang yang tampak biasa secara kebetulan menyampaikan kebijaksanaan yang dalam. Bisa jadi, kejadian paling sederhana justru memberi kita pelajaran paling bermakna.
Salah satu contohnya pernah saya tak sengaja mendengar seseorang berkata, apabila ada yang mengucapkan terima kasih kepada kita maka balaslah menggunakan kalimat, "Dengan senang hati." kita membalasnya dengan mengucapkan terima kasih kembali, atau sama-sama.
Sebuah tips ringan dan mudah, namun ketika saya praktekkan dalam keseharian, saya bisa merasakan orang lain lebih bahagia dan terkesan dengan ucapan tersebut. Lihatlah bagaimana ilmu berharga bisa datang dari mana saja.
Contoh lainnya, ketika teman saya berkata dalam obrolan santai, "Bagaimana jika setiap buka whatsapp, kita baca shalawat satu kali?"
Alangkah beruntungnya saya mendengar perkataan itu. Meski terdengar hanya seperti tantangan _games_ sehari-hari dari seorang teman, tapi kalau dipraktekkan bisa membuat kita panen pahala shalawat setiap hari tanpa susah payah.
Sama seperti semangkuk sop buntut malam itu yang disajikan tanpa kemewahan tapi menyimpan rasa luar biasa, begitu pula pelajaran hidup.
Karena itu, belajarlah membuka telinga dan hati. Dunia ini penuh dengan pesan tersembunyi yang dibisikkan lewat hal-hal kecil dan orang-orang sederhana. Kadang yang kita butuhkan bukan lebih banyak informasi, tapi lebih banyak kepekaan. Sebab hikmah tak selalu datang dengan rencana. Ia sering datang pelan, namun tepat sasaran.
_Dari hati, untuk hari ini._
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini, komentar spam akan masuk kotak spam