TERUS MENDAKI, TERUS BERTUMBUH


 *TERUS MENDAKI, TERUS BERTUMBUH*


Bicara tentang mendaki, pernahkah kita membayangkan hidup ini seperti sebuah pendakian gunung? Bukan sembarang gunung, tapi gunung yang terus bertambah tinggi seiring waktu.


Setiap tahun yang kita lewati, seolah kita melangkah lebih jauh, mendaki ke ketinggian yang baru. Pendaki sejati pasti tahu bahwa mendaki gunung yang berbeda, yang puncaknya semakin tinggi, tidak bisa dengan bekal dan cara yang sama.


Ingatlah saat kita masih muda, anggap saja di usia 20-an. Ibarat mendaki gunung 2.000 mdpl. Mungkin kita cukup membawa ransel ringan, bekal seadanya, dan semangat membara. Fisik masih prima, energi melimpah. Kita bisa berlari, melompat, bahkan sedikit ceroboh.


Prinsip hidup kita sederhana, "Yang penting senang!", atau "Mencoba semua hal!". Sikap kita pun mungkin mudah terbawa emosi, dan belum banyak memikirkan dampak jangka panjang.


Amalan kita? Masih sebatas kewajiban dasar, shalat lima waktu dan puasa Ramadhan, tanpa banyak pendalaman atau penambahan.


Namun, waktu terus berjalan. Tanpa terasa, kita menginjak usia 30-an. Gunung yang kita daki kini mungkin sudah mencapai 3.000 mdpl. Pemandangan mulai berubah, jalur semakin menantang, udara semakin tipis.


Kita tidak bisa lagi mendaki dengan ransel yang sama. Kita butuh bekal yang lebih matang, jaket tebal, sepatu yang lebih kokoh, peta yang lebih detail, dan mungkin senter cadangan.


Keterampilan kita pun harus bertambah. Bagaimana membaca arah angin, bagaimana mengatur napas, bagaimana menghadapi medan yang lebih terjal. Di usia ini, prinsip hidup kita seharusnya mulai bergeser. Dari "Yang penting senang!" menjadi "Yang penting bermakna." Dari "Mencoba semua hal!" menjadi "Fokus pada yang penting."


Sikap kita pun harus lebih dewasa, lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, lebih sabar dalam menghadapi cobaan.


Amalan kita? Bukan lagi sekadar kewajiban, tapi mulai menambah sebagian kesunnahan. Kita mulai merasakan kedalaman ibadah, pentingnya menghidupkan jejak Rasulullah, dan nikmatnya memberi.


Lalu, bagaimana jika kita mencapai usia 40-an, atau bahkan lebih? Gunung yang kita daki mungkin sudah 4.000 mdpl, atau bahkan lebih tinggi lagi. Ini adalah puncak yang membutuhkan persiapan luar biasa.


Bekal kita harus sangat spesifik, oksigen portabel, alat navigasi canggih, dan perlengkapan darurat yang lengkap. Keterampilan kita harus mencapai level ahli. Bagaimana bertahan dalam badai, bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya, bagaimana memimpin tim dengan bijak.


Di usia ini, prinsip hidup kita harus semakin kokoh. Mungkin dulu kita menyelesaikan semuanya sendiri, namun kini harus berani menerima saran dari orang lain. Ego pribadi harus ditanggalkan, tak ada lagi "saya" tetapi menjadi "kita."


Sikap kita harus menjadi teladan, penuh kearifan, dan mampu menenangkan badai. Amalan kita? Sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari diri, seolah tak bisa dibedakan lagi mana yang wajib dan mana yang sunnah karena keduanya dikerjakan dengan konsisten.


Tak ada orang yang jarang tahajud di usia 20, dan ia masih jarang pula di usia 40. Tak ada pula orang yang rutin mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat di usia 20, dan ia masih mengerjakan dua rakaat di usia 40. Orang ini seperti mendaki gunung tertinggi dengan bekal terendah.


Inilah inti dari pendakian hidup kita. Usia terus bertambah, gunung pasti meninggi. Kita tidak bisa berpegang pada prinsip yang sama, sikap yang sama, apalagi amalan yang sama seperti dulu. Mustahil! 


Kita akan kehabisan napas, tersesat, atau bahkan menyerah di tengah jalan. Jadi, mari kita renungkan. Sudahkah kita menyesuaikan bekal, keterampilan, prinsip, sikap, dan amalan kita dengan ketinggian gunung yang sedang kita daki saat ini.


Jangan takut untuk berubah, jangan ragu untuk beradaptasi. Karena setiap perubahan adalah langkah maju menuju puncak yang lebih tinggi, menuju versi diri yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih bermanfaat. Teruslah mendaki, teruslah bertumbuh!


_Dari hati, untuk hari ini._

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANK SOAL SAS SD KELAS 1 - 6 LENGKAP

Perangkat Ajar IKM SD kelas 1 s.d 6

Administrasi lengkap SD SMP SMA